PENDIDIKAN - Judul adalah hal pertama dan utama dari sebuah berita. Tidak Menarik, berita dipastikan tidak akan pernah dibaca oleh para pembaca. Mungkin saja isi beritanya gak jelas ujung pangkalnya, tidak membawa makna, apa lagi dampak bagi siapa yang membacanya setidaknya judul yang menarik akan membuat pembaca ingin tahu.
Penulis yang abai tentang judul belum bisa dikatakan sebagai penulis atau seorang jurnalis, masih jauh, jauh bangat, orang ini baru belajar menulis. Dia baru belajar menyusun kata-kata, karena terlihat dari pilihan kata yang gak tepat, serta tata bahasa yang masih berantakan.
Seorang penulis atau jurnalis sangat pandai membuat judul, biasanya padat, singkat, dan memikat. Setiap kata yang digunakan pada sebuah judul mengandung arti yang spesifik, tidak sembarang, sangat hati-hati. Judul akan dibaca seorang jurnalis berkali-kali supaya tidak ada arti ganda yang membuat pembaca salah memaknai isi berita.
Judul walaupun singkat dan mungkin kelihatan tak lengkap tapi tetap ada unsur tata bahasa dan keindahan narasi yang dipraktekan. Mungkin saja judul hanya 3 kata, atau beberapa kata, tapi kalau dibaca, pembaca bisa merasakan susunan lengkap dari judul yang pendek itu.
Judul yang tidak menarik, sembarangan, panjang dan bahkan tidak ada pesan yang bisa ditangkap, bisa dipastikan bahwa penulis dari berita ini adalah manusia yang malas berfikir alias ideot atau tingkat IQ yang bisa dikatakan sangat rendah.
Menulis adalah pekerjaan perwira, artinya seorang penulis sangat taat akan kaidah, etik, dan menghormati dirinya sebagai seorang intelektual. Tidak sembarangan, hati-hati, dan juga tidak seperti robot tergantung perintah tanpa mencernah apa yang diperintahkan oleh atasannya.
Baca juga:
Pengertian Blog, Struktur Umum dan Jenisnya
|
Seorang perwira jurnalistik, sangat kritis, dan dialogis, dia tidak mudah menerima masukan atau hasutan siapapun tanpa ada rasionalitas atau alasan yang masuk akal atas perintah apa yang hendak ditulis. Penulis perwira selalu mengedepankan kejujuran, keadilan dengan rasa yang tinggi. Dia menyadari bahwa dia menulis untuk menyampaikan pesan yang memberikan dampak dalam bentuk informasi, edukasi, atau sosialisasi yang dibutuhkan pembaca.
Menulis bukan sekedar memperbanyak kata, atau memperpanjang paragraph, tapi lebih pada elaborasi ide yang hendak disajikan kepada khalayak pembaca tak ubahnya seorang tukang masak atau koki yang menghadirkan makan enak kepada pelanggannya.
Tulisan yang enak, baik, dan benar akan membuat pembaca ketagihan. Mereka menungu-nunggu tulisan selanjutnya dari seorang penulis itu. Tidak peduli apa yang ditulisnya, tetapi para pembacanya ingin lebih jauh mengetahui apa yang ada di benak penulis ini. Ide-ide apa yang ada di kepalanya untuk bisa menjadi pencerah, dan penerang jalan kehidupan. Itu semua dimulai dari sebuah judul.
Jakarta, 8 April 2024
Hendri Kampai
Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI